Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang tidak dapat diprediksi dan tindakan balasan dari mitra dagang negara tersebut dapat memberikan pukulan berat bagi ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (22/4/2025) meramalkan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,8 persen tahun ini, turun dari 3,3 persen tahun lalu, jauh di bawah rata-rata historis. Dengan demikian, perlambatan ekonomi di Amerika Serikat diperkirakan akan lebih parah lagi, karena ekonominya kemungkinan hanya tumbuh sebesar 1,8 persen.
Inggris: Salah satu Korban terbesar Perang Dagang
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan dalam penilaian terbarunya bahwa ekonomi Inggris akan menjadi salah satu korban terbesar perang perdagangan global dan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu akan terpukul lebih parah daripada negara-negara ekonomi maju lainnya.
Volume Tinggi Perdagangan Iran dan Anggota BRICS
Di sisi lain, Gholamreza Nouri Ghezeljeh, Menteri Jihad Pertanian Iran, mengatakan pada hari Senin: Volume perdagangan antara Republik Islam Iran dan anggota BRICS di bidang pertanian dan pangan melebihi 13 miliar dolar. Sementara itu, menurut Nouri Ghezeljeh, volume perdagangan antara negara-negara anggota BRICS di bidang ini sekitar 160 miliar dolar.
50 pejabat Afrika hadir di KTT Kerja Sama Ekonomi Iran-Afrika
Dalam berita ekonomi lainnya, Mohammad Reza Safari, kepala kantor Afrika dari Organisasi Pengembangan Perdagangan Iran, pada hari Selasa, sambil menunjukkan pentingnya mengembangkan perdagangan dengan benua Afrika, memberikan rincian tentang penyelenggaraan dan kehadiran para tamu dari pertemuan puncak Iran-Afrika ketiga. Ia menambahkan: Lebih dari 700 pengusaha dari lebih dari 38 negara Afrika mendaftar untuk menghadiri acara tersebut. Diperkirakan juga lebih dari 50 pejabat dari 29 negara Afrika akan datang ke Iran untuk menghadiri pertemuan puncak ini. KTT Kerja Sama Ekonomi Iran-Afrika ketiga akan diadakan pada hari Minggu, 27 April, di Aula KTT.
Afrika, Tujuan Masa Depan Ekonomi Global
Sekaitan dengan ini, Fatemeh Mohajerani, juru bicara pemerintah Republik Islam Iran, pada hari Senin menyebut benua Afrika sebagai salah satu pasar terbesar dan paling menjanjikan di dunia yang dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan ekspor nonmigas Iran. (MF)
342/
Your Comment